- Back to Home »
- TUGAS KULIAH »
- kewirausahaan Cerita Suskses Seorang Wirausaha Indonesia
Posted by : Unknown
Senin, 02 Desember 2013
Pendidikan Kewirausahaan
Cerita Suskses
Seorang Wirausaha Indonesia
Nama : Dani
anggara
NIM :13732010
PROGRAM STUDI
MEKANISASI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI
PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI
LAMPUNG
TAHUN 2013/2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
BAB II
Pembahasan
Bob Sadino atau akrab dipanggil om Bob, adalah
seorang pengusaha asal Indonesia
yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan
usaha Kemfood dan Kemchick.(pasar swalayan) Dalam banyak kesempatan, ia sering
terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri
khasnya.
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup
berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima
bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19
tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya
yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian
hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di
Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana , ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg , Jerman. Ketika tinggal di Belanda
itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan
terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak
bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayah dari
Sadino, adalah pria Solo yang menjadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang,
meninggal dunia ketika Bob Sadino berusia 19 tahun.
Pada tahun 1967 tepatnya , Bob dan keluarga kembali
ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah
satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan
sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di
Indonesia ,
Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk
bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar
dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, dan ia sendiri
yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan
yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk
memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu
hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang
dialaminya.
Suatu hari, seorang teman menyarankan Bob
memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresinya. Bob
tertarik dan mulai mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di
Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob-lah yang pertama kali
memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia . Bob menjual
telur-telurnya dari pintu ke pintu. Ketika itu, telur ayam negeri belum populer
di Indonesia
sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat
yang tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di
luar negeri. Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal
sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Bob kemudian melanjutkan usahanya
dengan berjualan daging ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga
merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di
Indonesia.
Sebagai
peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor.
Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan,
terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya
tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang
asing.
Tidak
jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun
mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun
terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama
kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar
swalayan) Kem Chicks. Ia
selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.
Bisnis
pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya
holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia.
Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.
Bob
percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.
Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir
balik. akbat kegagalan Baginya
uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan
menangkap peluang.
Di saat
melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku
dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah
ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak berfikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak
segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.
Keberhasilan
Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke
lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses
keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian
praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.
Menurut
Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih
karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.Sedangkan Bob selalu luwes
terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap
seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut
Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia
selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.Bob menempatkan perusahaannya
seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling
menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.
Salah satu yang menjadi ciri khas yang lain dari
Bob adalah penampilannya yang serba
cuek, dan itu ternyata
sejalan dengan pola pikirnya yang apa adanya. Sebab, menurutnya, apa yang
diraihnya saat ini adalah berkat pola pikir yang apa adanya itu. Ia menyebut
bahwa kesuksesannya didapat tanpa rencana, semua mengalir begitu saja. Yang
penting, adalah action dan berusaha total, dalam menggeluti apa saja.
Totalitas Bob memang patut diacungi jempol, apalagi mengingat lika-liku
jalan hidup yang telah ditempuhnya. Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933 yang
hanya lulusan SMA ini pernah mengenyam profesi dari sopir taksi hingga kuli
bangunan untuk sekadar bertahan hidup.
Saat
masa sulitnya, ia pernah hampir depresi. Tapi, ketika itu seorang temannya
mengajaknya memelihara ayam. Dari sanalah ia kemudian terinspirasi, bahwa kalau
ayam saja bisa memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan
bertelur, tentunya manusia juga bisa. Itulah yang kemudian mengawali langkahnya
untuk berwirausaha. Ia pun kemudian memutuskan untuk makin menekuni usaha
ternak ayam.
Dalam menjalankan setiap usahanya, Bob selalu
menyebut dirinya tak punya kunci sukses. Sebab, ia percaya bahwa setiap
langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, perasan keringat, dan bahkan jungkir
balik. Menurutnya, uang adalah prioritas nomor sekian, yang penting adalah
kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menciptakan kesempatan dan berani
mengambil peluang.
Bob menyebut, kelemahan banyak orang adalah
terlalu banyak berpikir membuat rencana sehingga tidak segera melangkah. Ia
mengatakan bahwa ketika orang hanya membuat rencana, karena merasa memiliki
ilmu yang melebihi orang lain, muncullah sifat arogan. Padahal, intinya
sebenarnya sederhana saja, lakukan dan selalu dengarkan saran dan keluhan
pelanggan. Bob membuktikan sendiri, ia yang hanya bermodal nekad, tapi
berlandaskan niat dan keyakinan, serta kerja keras pantang menyerah, tanpa
teori sukses ia pun bisa jadi seperti sekarang.
Sukses itu bukan teori. Namun didapat dari
perjuangan dan kerja keras, serta dilandasi keyakinan kuat untuk mewujudkan
cita-cita. Bob Sadino adalah contoh nyata bahwa setiap orang bisa sukses asal
mau membayar ”harga” dengan perjuangan tanpa henti.
Dalam suatu kesempatan Bob juga memberikan
pemahaman bahwa dalam bisnis itu just let
it flow Bob juga memberikan pendapatnya mengenai apa dan bagaimana saja
yanaga membuat membuat bisnis kita menjadi tidak fokus?
Maksut “Flow”
yang di kemukakan oleh Bob bukan lah hanya sekedar air
tapi lebih luas pada pengertian sungai,
sungai itu sifatnya selalu mengalir
ke muara nya tapi coba anda lihat sungai itu apa yg ia lakukan ketika menabrak karang? apakah terus
dipaksakan? tidak! ia akan berbelok, ia fleksibel bertemu karang lagi, berbelok lagi..
hingga akhirnya sampai ke muara kita pelajari filosofi dari sungai ini setiap hari manusia
membuang sampah ke sungai, membuang , dan lain-lain apakah sungai pernah protes? tidak !!! tapi
air sungai akan terus mengalir. sungai tidak pernah memikirkan akan
bermuara kemana, sungai hanya fokus untuk terus mengalir bisnis tidak fokus? itu bagian dari proses
kalau anda bertemu jalan buntuketika
memulai usaha, ya cari jalan lain,
atau bikin jalan baru. ingat, fokus sungai adalah terus mengalir mungkin prosesnya akan berkelok-kelok,
tapi terus saja mengalir begitu juga dengan usaha yang akan dan baru
anda jalankan.