Archive for Desember 2013
kenalpot nembak nembak
By : Unknown
saya dani anggaramau berbagi tips ...
ini saya dapet bukan hanya peemikiran sendiri .. tapi juga dari rekan rekan penghuni internet... thanksss .... ane ucapkan selalu...
gimana caranya ngilangin nembak2 di knalpot trutama buat bikers yamaha.Kang bro pasti sudah pernah nemuin pada saat enak2 jalan tiba2 di kagetin sama suara ledakan,,,ech tembakan,bukan pak polisi lagi buru teroris,,,, tapi suara ledakan dari knalpot.Kang brokers matic yamaha produksi thn 2006 keatas sering banget nembak2,sebenarnya bukan hanya matic saja motor moped jg ada,,bikers scorpio pun dulu sering ngeluh bahkan sekarang masih ada yang ngeluh tapi tidak sebanyak dulu.Begini kang bro,,,,
Kang ari sering dapat keluhan dari konsumen ‘’mas saya beli motor baru 1 bulan tapi kok knalpotnya nembak2 ya,,,?’’ .Sekitar tahum 2006 pada motor yamaha di terapkan teknologi yang namanya AIS ( AIR INDUCTION SYSTEM) yang berfungsi mengurangi tingkat kepekatan gas buang atau polusi udara dengan cara menginjeksikan gas o2 ke dalam lubang exhaust sehingga sisa2 pembakaran dari ruang bakar yang tidak ikut terbakar bisa ternetralisir dengan di campur o2 dari AIS.Lalu pertanyaannya,,,,dari mana asal nembaknya,,,? Pada saat gas sisa2 pembakaran yang tidak ikut terbakar keluar lubang exhaust,,, lalu di campur o2 dari AIS maka sisa2 gas tadi jadi lebih mudah terbakar akibatnya gas ini terbakar di exhaust dan terdengar tembakan dari knalpot.AIS ini sebenarnya tidak berpengaruh ke tenaga/akslerasi motor kang bro,,,karena tidak berpengaruh ke tenaga motor maka kang bro yang merasa terganggu dengan tembakan ini bisa menonaktifkan AIS ,,, caranya,,,,,,cekidot
Kalau kang bro sayang mau menonaktifkan AIS karena orang jepang sudah pusing2 bikin teknologi tapi sama orang indonesia mlah di oprek2,kang bro bisa coba dengan cara mengurangi setelan anginnya,,, yang normalnya sekitar 2,5 putaran bisa dikurangi jadi 2 putaran saja tapi tenaga jadi sedikit berkurang.
Yang kedua AIS dimatiin,,,caranya lubang AIS di exhaust selangnya di cabut lalu pipa yang masih menempel di cylinder head di masukin baut 10/12 lalu di lem besi (dexton), pada selang AIS yang berasal dari intake manifold di masukin pelor komstir atau ditekuk lalu diikat.Dengan kondisi seperti ini maka AIS sudah tidak berfungsi dan motor kang bro sudah tidak nembak lagi,,,Tips ini juga bisa di aplikasi ke motor lain kang bro,,,,
Teknologi AIS sekarang sudah mulai tidak diterapkan lagi di motor injeksi kang bro,hanya sebagian saja motor injeksi pakai AIS seperti di Vixion,untuk motor yang masih pakai karbu AIS masih nempel di motor.
Tag :
otomotif,
UNTUK KITA RENUNGKAN
By : Unknown
UNTUK
KITA RENUNGKAN
Saudara-saudaraku,
Alangkah baiknya jikalau kita mampu mengambil aneka hikmah dari makhluk
apapun yang Allah SWTciptakan di muka bumi ini. Cacing, misalnya, adalah salah
satu makhluk Allah yang selama ini kita anggap lemah, hina, dan menjijikan.
Akan tetapi, sekiranya kita lebih bijak, maka kita pun akan dapat meluangkan
waktu dan kepedulian kita untuk berpikir tentang peranan dan mamfaatnya bagi
kita semua, yang mungkin selama ini amat terabaikan dari perhatian kita.
Saudaraku,
Hasil penyelidikan selama bertahun-tahun, ternyata cacing adalah makhluk
yang luar biasa guna dan mamfaatnya bagi manusia dan kemanusiaan. Apakah
pekerjaan cacing? Ternyata cacing adalah makhluk yang paling rajin menggali dan
melubangi tanah, sehingga tanah pun menjadi gembur, yang membuat akar-akar
tanaman bisa menembus tanah dengan lebih mudah.
Dia pun menjalar mengorek-ngorek tanah sehingga terdapat rongga
penyimpanan air di dalam tanah yang memadai. Dengan demikian, pohon-pohonan
bisa tumbuh dengan suburnya dan tersedia simpanan air dalam jumlah yang cukup,
sehingga tidak hanya dapat diserap oleh akar, juga dapat ditimba oleh manusia
melalui sumur-sumur, untuk berbagai keperluan hidup.
Cacing pun memakan tanah, lalu dilumatkannya di dalam perutnya, sehingga
ketika dikeluarkan kembali, tanah itu menjadi lunak, ringan, dan gembur. Tanah
pun menjadi baik untuk ditanami daripada sebelumnya. Demikian pun, dedaunan
yang jatuh ke tanah dan menjadi sampah pun diubah kemamfaatannya, dengan cara
dia benamkan ke dalam tanah, lalu dihancurkannya, sehingga berubahlah sampah
itu menjadi pupuk yang jelas-jelas sangat besar mamfaatnya bagi kesuburan
tanam-tanaman.
Dalam setengah hektar tanah itu kurang lebih terkandung 50.000 ekor
cacing, yang mampu menggemburkan tanah seberat 10.000 ton setelah dikunyah oleh
cacing tersebut. 'Prestasi' ini benar-benar tidak tertandingi oleh
makhluk-makhluk lain ataupun peralatan pertanian buatan manusia. Setiap harinya
cacing-cacing itu dengan tidak mengenal lelah membalikkan lapisan kulit bumi
sehingga suasana di dalam tanah menjadi sangat baik. Dimakannya berbagai
'makanan' di dalam tanah, kemudian dikeluarkannya kembali dalam bentuk kapur,
yang memang zat ini sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan.
Saudaraku,
Lain lagi dengan seekor lalat. Makhluk yang sering kita jumpai di
tempat-tempat kotor ini ternyata justru sangat menyukai kebersihan. Kalau kita
amati serangga ini, ternyata mereka mempunyai kebiasaan membersihkan diri
sampai ke bagian-bagian yang terkecil dari bagian tubuhnya sekalipun. Lalat
seringkali hinggap di suatu tempat lalu membersihkan tangan dan kakinya secara
terpisah. Setelah itu lalat membersihkan debu yang menempel pada sayap dan
kepalanya dengan menggunakan tangan dan kakinya secara menyeluruh. Lalat itu
terus saja melakukan yang demikian sampai yakin akan kebersihan dirinya. Semua
lalat dan serangga yang lain pun membersihkan tubuh mereka dengan cara yang
sama, dengan penuh perhatian dan ketelitian sampai ke hal-hal yang kecil
sekalipun. Ini menunjukkan ada satu-satunya pencipta yang mengajarkan kepada
mereka cara membersihkan diri mereka sendiri.
Ketika terbang, lalat mengepakkan sayapnya kurang lebih 500 kali setiap
detik. Padahal tak satu pun mesin buatan manusia yang mampu memiliki kecepatan
yang luar biasa ini. Kalaulah ada, mesin itu akan hancur dan terbakar akibat gaya gesek. Namun sayap,
otot, ataupun persendian lalat ini tidak mengalami kerusakan sedikit pun.
Bahkan ia dapat terbang ke arah manapun tanpa terpengaruh oleh arah dan
kecepatan angin. Dengan teknologi yang paling canggih sekalipun, manusia masih
belum mampu membuat mesin yang memiliki spesifikasi dan teknik terbang yang
luar biasa sebagaimana lalat.
Saudaraku,
Begitulah, makhluk hidup yang cenderung diremehkan dan tidak terlalu
mendapat perhatian manusia, ternyata dapat melakukan pekerjaan yang tidak mampu
dilakukan manusia. Tidak diragukan lagi, tidaklah mungkin mengklaim bahwa
seekor cacing atau lalat melakukan ini semua semata-mata karena kemampuan dan
kecerdasan yang ia miliki. Semua karakteristik istimewa dari lalat atau cacing
adalah kemampuan yang Allah berikan kepadanya.
Pantaslah ketika Imam Ali r.a. menjumpai seekor semut dalam sebuah
perjalanan, ia berhenti sejenak lalu mengajak para sahabat yang lain untuk
merenungi hikmah apa dari makhluk kecil mungil ini. "Lihatlah"
ungkapnya, "Semut yang bentuknya kecil, badannya lembut, hampir tidak
dapat dilihat mata dan ditangkap pikiran. Bagaimana ia merangkak di buminya,
mencari makanannya, memindahkan biji-bijian ke dalam lubangnya kemudian
menyimpan di tempatnya? Pada musim panas, ia mengumpulkannya sebagai persiapan
untuk musim dingin. Allah yang maha perkasa memberinya rizki, baik di
pegunungan maupun di batu-batu kering. Kalau anda memikirkan baik-baik,
bagaimana saluran-saluran makanannya, mana ujung dan pangkalnya,
kotoran-kotoran di perutnya, bagaimana pula di kepala yang kecil itu terdapat
mata dan telinga, niscaya anda akan mendapatkan keajaiban dalam ciptaan itu,
meskipun anda akan sulit untuk menerangkannya. Maka, sungguh Mahatinggi Allah
SWT yang menciptakan dan menyusunnya atas prinsip-prinsip-Nya. Tidak ada
sesuatu pun yang mampu menyamai-Nya, tidak pula ada pembantu dalam
penciptaan-Nya..."
Tafakur terhadap semut yang saat ini jumlahnya mencapai 8800 spesies,
sebenarnya cukup membuat kita makin merasa hina di hadapan Allah yang
Mahaagung. Semakin banyak hal kita ketahui tentang serangga, akan semakin kagum
kita kepada kebesaran-Nya.
Saudara-saudaraku,
Sungguh jikalau kita renungkan dalam-dalam keanekaragaman yang luar
biasa dari kehidupan di muka bumi ini, pastilah akan kita temui kesempurnaan
dari makhluk-makhluk yang Allah ciptakan.***
(Sumber : Jurnal MQ Vol.1/No.4/Agustus
2001)
Tag :
Artikel,
suara yang di dengar mayat
By : Unknown
SUARA YANG DIDENGAR MAYAT
Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga: Keluarga, Hartanya, Dan Amalnya.
Ada Dua Yang Kembali Dan Satu Tinggal Bersamanya; Keluarga Dan Hartanya Akan Kembali Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.
Ketika Roh Meninggalkan Jasad...
Terdengar Suara Dari Langit Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia,
Atau Dunia Yang Meninggalkanmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan,
Atau Kekayaan Yang Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia,
Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia,
Atau Dunia Yang Telah Menguburmu."
Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat
Mengapa Kini Terkulai Lemah
Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih
Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara
Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar
Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa
Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia
Mengapa Kini Raib Tak Bersuara
Ketika Mayat Siap Dikafan...
Suara Dari Langit Terdengar Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan
Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha Allah
Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah
Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan
Nun Jauh Tanpa Bekal
Kau Telah Keluar Dari Rumahmu
Dan Tidak Akan Kembali Selamanya
Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan."
Ketika Mayat Diusung....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat
Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat."
Ketika Mayat Siap Dishalatkan.... Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan.. Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk."
Ketika Mayat Dibaringkan Di Liang Lahat....
Terdengar Suara Memekik Dari Langit,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia
Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini
Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Dahulu Kau Tertawa Kini Dalam Perutku Kau Menangis
Dahulu Kau Bergembira Kini Dalam Perutku Kau Berduka
Dahulu Kau Bertutur Kata Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu Bahasa."
Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian....
Allah Berkata Kepadanya, "Wahai Hamba-Ku..... Kini Kau Tinggal Seorang Diri Tiada Teman Dan Tiada Kerabat Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap.. Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku Hari Ini,.... Akan Kutunjukan Kepadamu Kasih Sayang-Ku Yang Akan Takjub Seisi Alam Aku Akan Menyayangimu Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya. Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman, "Wahai Jiwa Yang Tenang Kembalilah Kepada Tuhanmu Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba-Ku Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku
Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga: Keluarga, Hartanya, Dan Amalnya.
Ada Dua Yang Kembali Dan Satu Tinggal Bersamanya; Keluarga Dan Hartanya Akan Kembali Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.
Ketika Roh Meninggalkan Jasad...
Terdengar Suara Dari Langit Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia,
Atau Dunia Yang Meninggalkanmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan,
Atau Kekayaan Yang Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia,
Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia,
Atau Dunia Yang Telah Menguburmu."
Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat
Mengapa Kini Terkulai Lemah
Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih
Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara
Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar
Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa
Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia
Mengapa Kini Raib Tak Bersuara
Ketika Mayat Siap Dikafan...
Suara Dari Langit Terdengar Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan
Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha Allah
Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah
Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan
Nun Jauh Tanpa Bekal
Kau Telah Keluar Dari Rumahmu
Dan Tidak Akan Kembali Selamanya
Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan."
Ketika Mayat Diusung....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat
Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat."
Ketika Mayat Siap Dishalatkan.... Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan.. Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk."
Ketika Mayat Dibaringkan Di Liang Lahat....
Terdengar Suara Memekik Dari Langit,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia
Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini
Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Dahulu Kau Tertawa Kini Dalam Perutku Kau Menangis
Dahulu Kau Bergembira Kini Dalam Perutku Kau Berduka
Dahulu Kau Bertutur Kata Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu Bahasa."
Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian....
Allah Berkata Kepadanya, "Wahai Hamba-Ku..... Kini Kau Tinggal Seorang Diri Tiada Teman Dan Tiada Kerabat Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap.. Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku Hari Ini,.... Akan Kutunjukan Kepadamu Kasih Sayang-Ku Yang Akan Takjub Seisi Alam Aku Akan Menyayangimu Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya. Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman, "Wahai Jiwa Yang Tenang Kembalilah Kepada Tuhanmu Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba-Ku Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku
Tag :
Artikel,
SERIBU TOPENG
By : Unknown
SERIBU
TOPENG
Jangan terpedaya oleh saya. Jangan terpedaya oleh topeng yang saya
pakai. Saya memakai seribu topeng. Topeng yang saya takut untuk
menanggalkannya. Topeng yang tak satupun mencerminkan wajah saya yang sebenarnya.
Kepura-puraan adalah satu seni yang sudah sehati dengan diri saya, tetapi
janganlah terpedaya.
Saya memberi kesan bahwa kedudukan saya dalam keadaan selamat. Semua
yang bersama saya bercahaya dan tenteram baik lahir maupun batin. Rahasia
adalah nama saya dan ketenangan adalah permainan saya. Air semuanya tenang dan
saya merasa berkuasa dan tidak memerlukan bantuan siapapun. Tapi jangan percaya
itu, tolong… jangan!
Penampilan luar saya kelihatan halus, tapi itu adalah topeng saya,
topeng yang selalu berubah dan menutupi wajah saya yang sebenarnya. Di bawah
topeng itu ialah ketidakpuasan hati, ketidaktenteraman, dan kegelisahan. Yang
dibalik topeng itu adalah diri saya yang sebenarnya, yang dalam kebingungan,
ketakutan, dan kesunyian. Tapi saya sembunyikan di diri saya. Saya tidak mau
siapapun mengetahuinya. Saya panik memikirkan kelemahan saya akan terbongkar.
Itulah sebabnya saya secara gila menciptakan topeng untuk berlindung, satu
pencarian yang rumit untuk membantu saya berpura-pura dan berlindung dari
pandangan mereka yang dapat mengenal saya. Tapi pandangan seperti itu
sebenarnya adalah pandangan penyelamat saya. Itulah satu-satunya yang dapat
membebaskan saya daripada saya yang terpenjara oleh dinding penjara buatan
sendiri, dari dinding pemisah yang bersusah payah saya bina. Tapi saya tidak
menyatakan perkara ini kepada kamu, saya tak berani, saya takut.
Saya takut pada pandangan kamu yang tidak diikuti dengan kasih sayang
dan penerimaan. Saya takut kamu memperkecilkan saya. Kamu akan menertawakan
saya dan ketawa kamu akan membunuh saya. Saya takut bahwa jauh dalam diri saya,
saya bukan apa-apa, saya tak berguna dan kamu akan melihatnya dan menolak saya.
Oleh karena itu, saya akan bergelimang dengan permainan kesukaan saya, kepura-puraan,
dan berputus asa. Dengan kepastian palsu diluar dan seorang kanak-kanak
menggigil di dalamnya.
Saya sangat ingin menjadi manusia tulen, bersahaja, dan diri sendiri,
tapi kamu harus menolong saya. Bantulah saya dengan mengulurkan kedua belah
tangan kamu. Walaupun itulah yang terakhir yang saya ingin dan perlukan. Setiap
kamu bersikap baik, lembut, dan memberikan dorongan. Setiap kali kamu mencoba
memahami saya karena kamu benar-benar memperhatikan diri saya, hati saya mulai
tumbuhkan sayap. Sayap yang sangat kecil dan lemah. Tapi benar-benar sayap.
Dengan kepekaan dan simpati kamu dan upaya kamu untuk memahami saya, saya dapat
melakukannya, saya dapat memperbaiki. Kamu menghidupkan kembali jiwa saya yang
telah lama terkubur. Memang tidak mudah bagi kamu untuk melakukannya.
Keyakinan yang lama pada sesuatu yang tak berarti, berupaya membina
dinding yang teguh. Tetapi kasih sayang lebih teguh daripada dinding, dan
disitulah harapan saya. Tolong jangan robohkan dinding itu dengan tangan yang
kukuh, tapi dengan tangan yang lembut karena didalamnya ada seorang kanak-kanak
yang sensitif dan saya adalah seorang kanak-kanak.
Siapa saya, kamu mungkin heran? Saya adalah orang yang betul-betul kamu
kenal. Saya adalah setiap laki-laki, setiap wanita, setiap kanak-kanak, setiap
yang kamu temui.***
(Sumber : Jurnal MQ Vol.1/No.5/September
2001)
Tag :
Artikel,
nasehat untuk kaum Hawa
By : Unknown
SEKEDAR NASIHAT UNTUK KAUM HAWA
1. Untuk
membentuk bibir yang menawan, Ucapkan kata-kata kebaikan.
2. Untuk
mendapatkan mata yang indah, Carilah kebaikan pada setiap orang yang anda
jumpai.
3. Untuk
mendapatkan bentuk badan yang langsing, Berbagilah makanan dengan mereka yang
kelaparan.
4. Untuk
mendapatkan rambut yang indah, Mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya
dengan jemarinya setiap hari.
5. Untuk
mendapatkan sikap tubuh yang indah, Berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan,
Dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia, jauh melebihi segala
ciptaan lain, Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan
diampuni.
6. Jadi,
jangan pernah kucilkan seseorang dari hati anda Apabila anda sudah melakukan
semuanya itu, Ingatlah senantiasa, Jika suatu ketika anda membutuhkan
pertolongan, Akan senantiasa ada tangan terulur.
7. Dan
dengan bertambahnya usia anda, Anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua
tangan, Satu untuk menolong diri anda sendiri, Dan satu lagi untuk menolong
orang lain.
8. Kecantikan
wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, Bukan pada bentuk
tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya.
9. Kecantikan
wanita terdapat pada matanya, cara dia memandang dunia. Karena di matanyalah
terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, Di mana cinta dapat berkembang.
10.
Kecantikan wanita, bukan pada kehalusan
wajahnya, Tetapi kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, Yang dengan
penuh kasih memberikan perhatian dan cinta yang dia berikan Dan kecantikan itu
akan tumbuh sepanjang waktu.
Tag :
Artikel,
SAAT NYAWA TERCERABUT
By : Unknown
SAAT
NYAWA TERCERABUT
Sahabatku,
Kehidupan manusia di dunia, tak ubahnya
sebuah perjalanan yang pasti ada akhirnya. Dan tahukah sahabat apa yang akan
menjadi akhir dari perjalanan kita di dunia ini – untuk selanjutnya memulai
sebuah perjalanan baru ke negeri yang
masih asing? Itulah kematian. Kematianlah, akhir kisah hidup kita di dunia.
Lalu, adakah kita siap menjumpainya ketika
malaikat pencabut nyawa sudah datang menjemput? Adakah kita siap ketika kain
kafan akan membungkus tubuh kita? Adakah kita siap ketika tubuh kita akan
diturunkan ke liang lahat? Ketika papan-papan menutup jasad, ketika gumpalan
tanah menimbun, apakah kita siap? Ingatlah kita pasti mati. Kita pasti berpisah
dengan ibu bapak kita. Merekakah yang akan berpulang lebih dulu? Ataukah malah
kita yang mendahului mereka? Kita pasti berpisah dengan istri dan anak-anak.
Betapapun kita teramat sayang kepada mereka, Allah pasti membuat kematian yang
akan mengakhiri segalanya.
“Kullu nafsin dzaa iqatul maut,” [QS. Ali
Imran (3) ; 19) demikian Allah Azza wa Jalla menegaskan. Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati! Dan sakaratul maut itu sakit sekali, kambing saja yang
tidak mempunyai dosa apapun, ketika disembelih, Allah memperlihatkan kepada
kita, betapa sulitnya ia meregang nyawa. Ayam adalah mahluk Allah yang selalu
bertasbih, dan karena itu ia bersih dari dosa. Tetapi, ketika disembelih betapa
ia menggelepar-gelepar tanda teramat sakitnya melepas nyawa.
Sahabat,
Kita pun demikian halnya. Semakin busuk
diri kita ketika hidup, mungkin saat-saat tercerabutnya nyawa dari badan akan
merupakan saat-saat yang teramat pahit dan menderita. Tubuh ini laksana dibelit
kawat berduri yang menghunjam ke setiap bagian otot, kemudian ditarik, sehingga
tercabik-cabik dan tercerabut dari tulang.
Kita pasti akan meninggalkan segala yang
apa kita cintai. Hanya kain kafan yang menemani. Mungkin saat-saat kita
meninggal, orang-orang menangis, tapi mungkin juga sebaliknya, menertawakan.
Jasad yang terbujur kaku pun dengan tanpa daya diusung orang menuju liang
kubur. Ya, disanalah rumah terakhir kita. Tidak ada yang kita bawa. Kita akan
dibaringkan menghadap kiblat. Kain kafan dibuka sedikit pada wajah kita agar
menyentuh tanah. Papan-papan pun akan mempersempit ruang lahat. Kemudian,
pelan-pelan tanah akan menutup dang menghimpit, hingga tak ada sedikit pun
ruang yang tersisa. Mungkin yang akan menimbunkan tanah itu justru orang-orang
yang paling kita cintai.
Semakin lama semakin gelap dan pekat. Kita
tak lagi mempunyai teman, selain amal baik. Harta, pangkat, jabatan, yang
mati-matian kita cari sampai tidak ingat shalat, tidak ingat shaum, tidak ingat
zakat. Semuanya tidak ada yang mampu menolong kita. Bahkan mungkin tumpukan
harta yang kita tinggalkan malah memperberat kita karena dipakai maksiat oleh
anak dan keturunan kita.
Sahabat,
Saat itulah kita akan
mempertanggungjawabkan segala apa yang pernah diperbuat di dunia. “Hai dungu,”
demikian mungkin kita disergah. “Mengapa engkau begitu zhalim kepada dirimu
sendiri? Kepalamu tidak pernah kau gunakan untuk bersujud. Yang
melingkar-lingkar dalam otakmu hanya urusan dunia belaka. Padahal ternyata
semua itu tidak bisa kau bawa. Tanganmu berlumur aniaya, sedang berderma
menolong sesama tidak pernah ada. Matamu bergelimang maksiat, sedang Al-Qur’an
tidak pernah kau singkap dan kau lihat. Di telingamu hanya berdenging musik
sia-sia dan kata-kata penuh maksiat, sedang kebenaran tak sedikit pun kau simak
meski sesaat. Kenapa keningmu hanya kau dongakkan penuh keangkuhan, tetapi
tidak sekalipun kau letakkan di atas sajadah kepasrahan?”
Mungkin saat itulah kita melolong-lolong
menjerit penuh penyesalan. Ketika itulah akan kita rasakan gemeretaknya
tulang-belulang di sekujur tubuh hancur luluh dihimpit oleh kubur yang teramat
benci kepada jasad yang sarat bergelimang dosa.
Sahabat,
Ketahuilah bahwa kematian itu pasti, dan
siksa kubur pun pasti bagi orang yang tidak mempersiapkan diri.
(Sumber : Jurnal MQ Vol.I/No.1/Mei 2001)
Tag :
Artikel,
pertnyaan renungan
By : Unknown
Renungan...
Assalammu'alaikum wr.wb
Semoga bermanfaat
1. Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ?
2. Apa yang paling JAUH dari kita di dunia ?
3. Apa yang paling BESAR di dunia ?
4. Apa yang paling BERAT di dunia ?
5. Apa yang paling RINGAN di dunia ?
6. Apa yang paling TAJAM di dunia ?
Jawabannya:
------------------------------------------------------------
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al
Ghozali bertanya....
Pertama,
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawapan itu BENAR.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI.
Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan
mati (Q.S. Ali Imran 185)
Kedua,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid -muridnya menjawab : "negara Cina, bulan, matahari dan
bintang-bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu
adalah BENAR.
Tapi yang paling benar adalah MASA LALU.
Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang
dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Ketiga,
"Apa yang paling besar di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawaban itu BENAR kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah NAFSU (Q.S.
Al-A'Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa
kita ke neraka.
Keempat,
"Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab : "besi dan gajah".
Semua jawaban adalah BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah
MEMEGANG AMANAH (Q.S. Al-Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika
Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga
banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang
amanahnya.
Kelima,
"Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Ada yang menjawab : "kapas, angin, debu dan daun-daunan".
Semua itu BENAR kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini
adalah MENINGGALKAN SHOLAT.
Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara bermesyuarat, kita
meninggalkan sholat.
Dan pertanyaan keenam adalah,
"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak : "pedang".
BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA.
Karena melalui lidah, ,manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan
saudaranya sendiri.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Assalammu'alaikum wr.wb
Semoga bermanfaat
1. Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ?
2. Apa yang paling JAUH dari kita di dunia ?
3. Apa yang paling BESAR di dunia ?
4. Apa yang paling BERAT di dunia ?
5. Apa yang paling RINGAN di dunia ?
6. Apa yang paling TAJAM di dunia ?
Jawabannya:
------------------------------------------------------------
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al
Ghozali bertanya....
Pertama,
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawapan itu BENAR.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI.
Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan
mati (Q.S. Ali Imran 185)
Kedua,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid -muridnya menjawab : "negara Cina, bulan, matahari dan
bintang-bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu
adalah BENAR.
Tapi yang paling benar adalah MASA LALU.
Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang
dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Ketiga,
"Apa yang paling besar di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawaban itu BENAR kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah NAFSU (Q.S.
Al-A'Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa
kita ke neraka.
Keempat,
"Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab : "besi dan gajah".
Semua jawaban adalah BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah
MEMEGANG AMANAH (Q.S. Al-Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika
Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga
banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang
amanahnya.
Kelima,
"Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Ada yang menjawab : "kapas, angin, debu dan daun-daunan".
Semua itu BENAR kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini
adalah MENINGGALKAN SHOLAT.
Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara bermesyuarat, kita
meninggalkan sholat.
Dan pertanyaan keenam adalah,
"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak : "pedang".
BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA.
Karena melalui lidah, ,manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan
saudaranya sendiri.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Tag :
Artikel,
MILIKI HARGA DIRI
By : Unknown
MILIKI
HARGA DIRI
Apalah artinya punya rumah lapang kalau hati sempit!? Apalah artinya
penampilan yang indah tapi berhati busuk!? Apalah gunanya harta banyak tapi
hati selalu merasa miskin!? Apalah mamfaatnya segala ada tapi hati selalu nelangsa!?
Apalah artinya makanan enak dan mahal kalau hati sedang dongkol, memang
segala-galanya sangat tergantung kepada hati kita sendiri.
Syang seribu sayang kita amat sibuk memperindah rumah, tubuh,
penampilan, tapi tidak pernah sibuk memperindaj qalbu. Kita sibuk memperkaya
harta tapi jarang memperkaya hati, maka tidak usah heran kalau hidup ini hanya
perpindahan dari derita ke sengsara, dari gelisah ke nestapa, dari resah ke
musibah, seperti tiada berujung walaupun sudah mendatangi tempat manapun,
memiliki apapun, memakan segala apapun.
Padahal Nabi Muhammad SAW bersabda, "Ketahuilah bahwa dalam tubuh
ini ada segumpal daging yang kalau baik maka akan baiklah sekujur tubuhnya,
begitupun kalau buruk maka akan buruklah seluruh sikapnya, itulah yang
dinamakan qalbu" (HR. Bukhari Muslim).
Nah, saudaraku sekalian, adalah mimpi di siang bolong, kalau kita ingin
merasakan hidup bahagia yang asli tanpa kita mengetahui bagaimana caranya hidup
dengan memelihara qalbu kita ini. Dijamin seratus persen tidak akan pernah
merasakan kebahagiaan maupun kemuliaan tanpa kesungguhan menata hati ini.
Salah satu biang busuknya hati kita ini adalah kalau sudah tertipu dalam
mencari harta. Seakan hidup hanya akan terhormat dan terjamin dengan banyak
uang, sehingga tidak peduli lagi halal haramnya. Bagi yang tidak punya uang pun
tidak kalah salahnya, ada sebagian dari kita yang sering cari jalan pintas,
ingin untung besar dengan cara enteng, sehingga selain tidak berharta juga tidak
punya harga diri.
Justru sering kita saksikan orang jadi hina dan sengsara oleh limpahan
harta dan kedudukannya sendiri yang tentu karena diperolehnya dengan cara yang
tidak benar.
Sepatutnya kalau harta kita tidak banyak maka perkayalah batin kita
sehingga tetap terhormat, tidak menjadi peminta-minta, atau benalu bagi yang
lain (lihatlah para koruptor, tukang disuap yang malang, sesungguhnya harta
mereka sudah melimpah tapi disiksa dan dihinakan oleh Allah dengan kemiskinan
di hatinya sehingga terus saja meminta-minta, menghisap sana sini bahkan kepada
rakyat kecil sekalipun dengan menggadaikan harga dirinya, perbuatan ini sungguh
hina dan patut kita kasihani).
Orang yang rizkinya masih pas-pasan bisa jadi lebih mulia dan terhormat
kalau dapat menjaga harga dirinya. Maka, marilah sekuat tenaga jangan sampai
kita menghinakan diri sebagai peminta-minta, apalagi memeras keringat orang
dengan cara yang tidak halal, sungguh aib. Percayalah rizki dari Allah sangat
melimpah, tidak akan tertukar, lihat kerbau saja yang tidak sekolah rizkinya
tetap tercukupi, apalagi diri kita manusia yang diberi akal dan iman, niscaya
kita akan bertemu dengan rizki dalam keadaan terhormat.
Marilah saudaraku kita singsingkan lengan lebih serius, kita simbahkan
keringat kerja keras kita di jalan yang halal, didampingi dengan ibadah dan
do'a kita yang sungguh-sungguh, jangan risaukan cemoohan orang tentang harta
atau rumah kita yang sederhana dan tidak berharga yang penting kita bisa mewariskan
yang termahal bagi keluarga, anak-anak, dan lingkungan kita yaitu hidup dengan
memiliki harga diri, tidak pernah mau hidup menjadi beban dan benalu bagi orang
lain.***
(Sumber : Jurnal MQ Vol. 1/No.6/Oktober
2001)
Tag :
Artikel,
MERENUNGI PENCIPTAAN JANIN
By : Unknown
MERENUNGI
PENCIPTAAN JANIN
Saudara-saudaraku,
Alangkah indahnya jikalau kita mampu mengambil aneka hikmah dari apapun
yang Allah Swt. ciptakan di muka bumi ini. Penciptaan janin, misalnya, adalah
salah satu bentuk penciptaan yang kalau kita renungkan akan tampaklah betapa
begitu sempurna dan teraturnya Allah dalam merancang setiap makhluk-Nya. Otak
manusia bukanlah komputer. Sudah sunatullah bahwa alam tidak merakitnya sampai
lengkap terlebih dulu dan baru kemudian dihidupkan. Tidak! Lama sebelum
lengkap, otak sudah mulai bekerja. Dan proses penghubungan sambungan otak
sebelum kelahiran adalah proses yang kelak juga menggerakan ledakan kegiatan
belajar segera sesudah kelahiran.
Sahabatku,
Kalau saja kita dapat menguping bunyi otak pada sebuah janin manusia
berusia 10 atau 12 minggu sesudah pembuahan, maka kita akan mendengar suara
hiruk-pikuk yang mencengangkan. Di dalam rahim seorang ibu, jauh sebelum cahaya
untuk pertama kali mengenai retina mata bayi atau sebelum gambar samar-samar
paling awal terbayang di dalam korteksnya, sel-sel syaraf pada otak yang sedang
berkembang sibuk dengan kegiatan yang terencana, teratur, tanpa ada kesalahan
sedikit pun. Seperti seorang remaja dengan pesawat telepon genggamnya, sel-sel
pada suatu daerah otak menghubungi teman-temannya di daerah lain dan saling
berhubungan terus dan berulang-ulang, seolah-olah mereka memencet tombol
telepon secara otomatis.
Neuron adalah nama sel saraf panjang seperti kawan yang mengantar
pesan-pesan; listrik lewat sistem saraf otak. Neuron ini sebenarnya tidaklah
mengirimkan sinyal dengan menyebarkannya secara sembarangan. Kalau secara
sembarangan, akan terjadi suara-suara derau, seperti bunyi yang terdengar bila
sebuah radio disetel setengah-setengah antara dua stasiun. Sebaliknya,
bukti-bukti makin menjelaskan bahwa semburan listrik terhentak-hentak yang
membentuk bunyi jelas suara ini timbul dari gelombang neuron yang
terkoordinasi; gelombang ini berdenyut bagaikan arus laut yang menggerus pasir
di dasar samudera; gelombang-gelombang ini sebenarnya sedang mengubah bentuk
otak. Gelombang kegiatan ini membentuk sirkuit otak menjadi pola-pola yang
lama-kelamaan akan menyebabkan bayi yang lahir nanti mampu menangkap suara
ayah, sentuhan ibu, atau gerakan mainan gantung diatas boksnya.
Sahabatku,
Interaksi antar gen ini kira-kira dimulai pada minggu ketiga sesudah
pembuahan. Ketika itu selapis tipis sel dalam embrio yang sedang berkembang
membuat semacam karya origami, dengan melipat ke dalam untuk membentuk sebuah
silinder berisi cairan yang disebut tabung neoron berliat ganda dengan
kecepatan 250.000 per menit, otak, dan sumsum tulang belakang membentuk diri
dalam sederet langkah tarian yang diprogram dengan ketat. Alam menjadi pasangan
paling dominan selama tahap perkembangan ini, tepi lingkungan memainkan peranan
pendukung yang paling vital. Perubahan dalam lingkungan rahim-entah akibat
kekurangan gizi ibu, penggunaan obat-obatan yang keliru entah infeksi karena
virus-dapat merusak presisi jadwal rumit dalam jalir perakitan. Beberapa bentuk
epiliepsi, kelambatan mental, autisme, dan skizofprenia rupanya meruakan akibat
tidak beresnya proses perkembangan ini.
Pada saat kelahiran otak bayi mengandung 100 miliar neuron, kira-kira
sebanyak bintang dalam galaksi Bima Sakti. Terdapat pula satu triliun sel glia
(dari kata Yunani yang berarti perekat). Sel glia membentuk semacam sarang yang
melindungi dan memberi makan neoron. Memang, otak ini sudah hampir semua sel
saraf yang akan dimilikinya, namun pola penyambungan antara sel-sel itu masih
harus dimantapkan. Pada tahap ini otak telah menata sirkuit-sirkuitnya menurut
tebakan atau atau perkiraannya uang paling baik mengenai apa yang akan
diperlukan bagi penglihatan, bagi bahasa, dan bagi apa saja' Sesudah kelahiran
kegiatan neuronlah yang berperan untuk mengambil bagian kasar ini dan
berangsur-angsur, menghaluskannya; dan sesudah kelahiran, kegiatan neuron ini
tidak spontan lagi, melainkan digerakan oleh banjir pengalaman indra.
Sahabat-sahabatku,
Selama tahun-tahun pertama kehidupan otak mengalami rangkaian perubahan
yang luar biasa. Tidak lama sesudah kelahiran, otak bayi, menghasilkan
keberlimpahan biologis berupa bertriliun-triliun sambungan antar neuron yang
banyaknya melebihi kebutuhan. Selanjutnya melalui suatu proses semacam
persaingan ala teori Darwin
otak akan memunahkan sambungan (sinapsis) yang jarang digunakan atau yang tidak
pernah digunakan. Sinapsis yang berlebih dalam otak kanak-kanak akan mengalami
pemangkasan drastis, yang dimulai pada usia 10 tahun atau sebelumnya. Sesudah
pemangkasan ini, yang tinggal adalah otak yang pola emosi dan pola pikirannya
unik. Dalam arti baik ataupun buruk.
Bila tidak mendapatkan lingkungan yang
merangsangnya, otak seorang akan akan menderita. Anak-anak yang jarang
disentuh, perkembangan otaknya 20%-30% lebih kecil daripada ukuran normalnya
pada usia itu.
(Sumber : Jurnal MQ Vol. 1/No.9/Januari
2002)
Tag :
Artikel,
By : Unknown
Merajut Cinta
Entahlah...
Entah dimana cinta itu bersembunyi
Bagai sebuah keluarga, namun sapaan tak pernah menyentuh hati
Lalu egois, tinggi hati, merambat perlahan meracuni
Menyatu dalam perbedaan memang tak mudah, merajut cinta dalam sebuah jama'ah kadang melelahkan jiwa. Letih, dan putus asa kadang menerpa, membuyarkan semua impian-impian indah. Padahal sungguh dahsyat, bahkan teramat dahsyat potensi yang dimiliki setiap jiwa, namun pupus saat disatukan. Orang-orang hebat, sholeh dan pintar yang mestinya menyatu dalam rajutan cinta, hanyalah seperti benang-benang kusut saat dirajut, tak ada keindahan saat mata menatap.
Berbeda...
Bukankah itu hal yang biasa? Keragaman dalam sebuah jama'ah semestinya menjadi sumber kreativitas, dengannya kita bangun samudera kebaikan. Layaknya pun sebuah bangunan, pastilah tersusun dari bahan olahan yang berbeda-beda, dan itu adalah kekuatan. Puncaknya adalah sebuah gerakan yang rapi, solid dan militan dalam sebuah jama'ah hingga mampu merubah kondisi jahiliyah menjadi penuh dengan rahmatnya Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Kunci dari semua itu adalah rajutan cinta pada setiap hati kita, dengannya jiwa-jiwa akan selalu bersama mewujudkan ukhuwah Islamiyah. Karena rajutan cinta pulalah, akan lahir manusia-manusia yang siap mengusung panji-panji dakwah dari berbagai latar belakang yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat rabbaniyah, penuh dengan curahan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rabbani yang bukan saja sebagai ghoyah (tujuan), namun juga meliputi wijhah (arah), masdar (sumber) serta manhaj (sistem).
Memang, merajut cinta dari setiap jiwa sungguh tak mudah. Namun, selama helaan nafas masih diamanahkan-Nya, bisakah seseorang mengingkari hati akan sebuah fitrah manusia?
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu pernah mengatakan bahwa, kekeruhan jama'ah jauh lebih baik daripada kejernihan individu. Kecerdasan individual pun tak akan pernah dapat mengalahkan kecerdasan sebuah jama'ah. Memang benar, perbedaan bukan sesuatu yang mustahil, namun yang diharapkan walaupun mempunyai kepentingan sendiri, jangan sampai menutupi kepentingan bersama untuk menegakkan qalam Ilahi di muka bumi.
Ikhwah fillah rahimakumullah,
Semua potensi yang ada pada setiap jiwa hendaknya ditata dengan baik dalam sebuah gerakan berjama'ah. Dari seuntai benang rajutan, akan tercipta i'tishom bihabliLlah, menyatunya hati dalam ikatan aqidah serta semangat ukhuwah sebagai landasan terbentuknya ruhul jama'ah. Rajut, dan rajutlah selalu al-imanul amiq (iman yang menghujam ke dalam), al-ittishalul watsiq (hubungan yang erat dengan Allah), al-amalu muthawasihil (amal yang kontinyu) serta as-sharu daa'id (kesabaran yang ekstra) hingga tercipta rajutan cinta.
Mari rapatkan barisan dan luruskan shaf, rajut kembali cinta-cinta, karena kita semua adalah jiwa baru yang mengalir di tubuh umat, yang menghidupkan tubuh yang mati itu dengan Al Qur'an (antum ruhun jadidah tarsi fii jaasadil ummah, Hasan Al-Banna).
Rasakan detak jantung mu ikhwah, siapkan diri menyambut kemenangan yang telah dijanjikan, hunus kesabaran serta kelapangan pada setiap rongga dada, torehkan semangat jihad dengan limpahan iman, bergelombang dan bergerak senada menuju cinta Allah Subhanahu wa Ta'ala, ALLAHU AKBAR!!!
*Siapapun takkan pernah bisa bertahan / Melalui jalan dakwah ini
Mengarungi jalan perjuangan / Kecuali dengan kesabaran
Wahai ummat Islam bersatulah / Rapatkan barisan jalin ukhuwah
Luruskan niat satukan tekad / Kita sambut kemenangan
Dengan bekal iman maju kehadapan / Al Qur'an dan Sunnah jadi panduan
Sucikan diri ikhlaskan hati / Menggapai ridho Ilahi
Dengan persatuan galang kekuatan / Panji Islam kan menjulang
Tegak kebenaran hancur kebathilan / Gemakan takbir ALLAHU AKBAR!
(Notes: Dikutip dari lirik nasyid Senandung Persatuan-Izzatul Islam)
Wallahua'lam bi showab.
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,
Entah dimana cinta itu bersembunyi
Bagai sebuah keluarga, namun sapaan tak pernah menyentuh hati
Lalu egois, tinggi hati, merambat perlahan meracuni
Menyatu dalam perbedaan memang tak mudah, merajut cinta dalam sebuah jama'ah kadang melelahkan jiwa. Letih, dan putus asa kadang menerpa, membuyarkan semua impian-impian indah. Padahal sungguh dahsyat, bahkan teramat dahsyat potensi yang dimiliki setiap jiwa, namun pupus saat disatukan. Orang-orang hebat, sholeh dan pintar yang mestinya menyatu dalam rajutan cinta, hanyalah seperti benang-benang kusut saat dirajut, tak ada keindahan saat mata menatap.
Berbeda...
Bukankah itu hal yang biasa? Keragaman dalam sebuah jama'ah semestinya menjadi sumber kreativitas, dengannya kita bangun samudera kebaikan. Layaknya pun sebuah bangunan, pastilah tersusun dari bahan olahan yang berbeda-beda, dan itu adalah kekuatan. Puncaknya adalah sebuah gerakan yang rapi, solid dan militan dalam sebuah jama'ah hingga mampu merubah kondisi jahiliyah menjadi penuh dengan rahmatnya Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Kunci dari semua itu adalah rajutan cinta pada setiap hati kita, dengannya jiwa-jiwa akan selalu bersama mewujudkan ukhuwah Islamiyah. Karena rajutan cinta pulalah, akan lahir manusia-manusia yang siap mengusung panji-panji dakwah dari berbagai latar belakang yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat rabbaniyah, penuh dengan curahan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rabbani yang bukan saja sebagai ghoyah (tujuan), namun juga meliputi wijhah (arah), masdar (sumber) serta manhaj (sistem).
Memang, merajut cinta dari setiap jiwa sungguh tak mudah. Namun, selama helaan nafas masih diamanahkan-Nya, bisakah seseorang mengingkari hati akan sebuah fitrah manusia?
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu pernah mengatakan bahwa, kekeruhan jama'ah jauh lebih baik daripada kejernihan individu. Kecerdasan individual pun tak akan pernah dapat mengalahkan kecerdasan sebuah jama'ah. Memang benar, perbedaan bukan sesuatu yang mustahil, namun yang diharapkan walaupun mempunyai kepentingan sendiri, jangan sampai menutupi kepentingan bersama untuk menegakkan qalam Ilahi di muka bumi.
Ikhwah fillah rahimakumullah,
Semua potensi yang ada pada setiap jiwa hendaknya ditata dengan baik dalam sebuah gerakan berjama'ah. Dari seuntai benang rajutan, akan tercipta i'tishom bihabliLlah, menyatunya hati dalam ikatan aqidah serta semangat ukhuwah sebagai landasan terbentuknya ruhul jama'ah. Rajut, dan rajutlah selalu al-imanul amiq (iman yang menghujam ke dalam), al-ittishalul watsiq (hubungan yang erat dengan Allah), al-amalu muthawasihil (amal yang kontinyu) serta as-sharu daa'id (kesabaran yang ekstra) hingga tercipta rajutan cinta.
Mari rapatkan barisan dan luruskan shaf, rajut kembali cinta-cinta, karena kita semua adalah jiwa baru yang mengalir di tubuh umat, yang menghidupkan tubuh yang mati itu dengan Al Qur'an (antum ruhun jadidah tarsi fii jaasadil ummah, Hasan Al-Banna).
Rasakan detak jantung mu ikhwah, siapkan diri menyambut kemenangan yang telah dijanjikan, hunus kesabaran serta kelapangan pada setiap rongga dada, torehkan semangat jihad dengan limpahan iman, bergelombang dan bergerak senada menuju cinta Allah Subhanahu wa Ta'ala, ALLAHU AKBAR!!!
*Siapapun takkan pernah bisa bertahan / Melalui jalan dakwah ini
Mengarungi jalan perjuangan / Kecuali dengan kesabaran
Wahai ummat Islam bersatulah / Rapatkan barisan jalin ukhuwah
Luruskan niat satukan tekad / Kita sambut kemenangan
Dengan bekal iman maju kehadapan / Al Qur'an dan Sunnah jadi panduan
Sucikan diri ikhlaskan hati / Menggapai ridho Ilahi
Dengan persatuan galang kekuatan / Panji Islam kan menjulang
Tegak kebenaran hancur kebathilan / Gemakan takbir ALLAHU AKBAR!
(Notes: Dikutip dari lirik nasyid Senandung Persatuan-Izzatul Islam)
Wallahua'lam bi showab.
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,
MENJADI PELAYAN ALLAH
By : Unknown
MENJADI
PELAYAN ALLAH
Kehidupan adalah jembatan penyeberangan yang akan mengantarkan kita
menuju tempat tujuan. Tak pernah ada yang tahu, siapapun itu --termasuk kita
yang setiap saat merasa paling benar, merasa paling berjasa, merasa paling
hebat, dan perasaan-perasaan lain yang memperlihatkan egoisnya diri kita dan
sesungguhnya sedang mengantarkan kita pada titik nadir diri ini-- apakah sampai
pada tujuan tersebut atau malah terpelanting di tengah jembatan penyeberangan
kehidupan yang sedang kita jalani ini? Padahal, jurang yang ada di bawah
jembatan yang sedang dilalui, sungguh tiada bertepi.
Saudaraku,
Pernahkah kita menyadari, bahwa teramat banyak perilaku kita yang
sesungguhnya sedang mengantarkan kita pada jurang yang tiada bertepi tersebut.
Tengoklah diri ini ketika tak satu pun kebenaran yang dapat kita serap dari
orang lain karena sikap kita yang merasa paling benar. Lihatlah juga ketika
diri ini berjalan menengadah ke langit yang begitu tinggi, sementara di bawah,
kiri, kanan dan belakang kita bersimpuh tubuh-tubuh lusuh, menengadah
mengharapkan penglihatan dan perhatian kita.
Perhatikan pula para pemimpin negeri ini yang diberikan amanah begitu
besar untuk melayani rakyatnya, agar sampai pada kemerdekaan hakiki yang
dicita-citakan, bukan kemerdekaan semu seperti saat ini. Pernahkan kita melihat
mereka seperti layaknya para pelayan yang senantiasa tertuntut untuk melayani
tuannya? Tidak! Tidak sama sekali. Mereka jauh lebih senang disebut sebagai
penguasa yang justru menuntut untuk dilayani rakyatnya bahkan lebih senang
menjadi pelayan negeri-negeri yang arogan. Tak ada apa pun yang mereka lakukan
kecuali hanya menjual nama rakyat bagi terpenuhinya segala ambisi mereka
memenangkan pertarungan kehidupan. Mereka tidak pernah menyadari, bahwa
kemenangan yang mereka kejar sesungguhnya merupakan pintu gerbang menuju
kekalahan dan kehinaan yang tiada akan pernah berakhir. Bagaimana tidak! Untuk
memenangkan pertarungan kehidupan, mereka tidak merasa malu menjual nama rakyat,
seakan-akan rakyat menginginkan apa yang mereka lakukan. Mereka tidak pernah
merasa malu saling menghujat, mencaci, menghina bahkan beradu fisik seperti
layaknya binatang aduan.
Tentu masih hangat juga dalam ingatan kita, saudara-saudara kita yang
mencoba mengadu nasib di negeri orang. Pelayanan yang mereka lakukan pada
tuannya malah berbuah pada penderitaan yang tiada akan pernah terlupakan selama
hidup mereka.
Tiada hal yang menyebabkan semua itu terjadi, kecuali berawal dari keinginan
terpuaskannya nafsu diri, kesombongan jasad dan hal-hal lain yang semuanya
menunjukkan betapa kita telah menjadi makhluk paling egois melebihi
'egoistis'nya Tuhan yang memang berhak untuk egois.
Saudaraku,
Mungkin kita semua setuju jika ada yang berpendapat, bahwa tak ada satu
pun ajaran etika atau agama yang membenarkan perilaku-perilaku kita seperti
yang tertulis di atas. Sebagai seorang muslim, tentu kita akan menghisab semua
itu dengan pegangan kita, Kitab Allah Yang Mulia (Al-Quran) sebagai pedoman dan
tuntunan bagi teraihnya kehidupan kita yang hakiki.
Ingatkah kita semua ketika Al-Quran mengungkapkan bahwa kebenaran
hanyalah milik dan datang dari Allah. Lalu, kekuatan seperti apa yang
menjadikan kita mengaku dan merasa sebagai orang yang paling benar dibanding
orang lain? Bukankah jika demikian kita telah memposisikan diri sejajar dengan
Yang Mahabenar? Tuhan yang berhak kita layani. Demi Allah, kita ini tidak lebih
daripada pelayan yang berkewajiban tunduk dan patuh pada satu-satunya Tuan
kita, Allah Subhanahu wata'aala.
Masih ingatkah pula ketika Allah Swt. mengungkapkan firman-Nya dalam
Al-Quran: "Hai orang-orang yang beriman! Janganlah sekumpulan orang
laki-laki merendahkan (menertawakan) kumpulan orang lain; boleh jadi (yang
ditertawakan itu) lebih baik dari mereka (yang menertawakan). Dan jangan pula
sekumpulan perempuan (merendahkan) kumpulan perempuan yang lain, boleh jadi
(yang direndahkan itu) lebih baik dari mereka. Dan janganlah kamu suka mencela
bangsamu dan janganlah memanggilkan dengan gelaran (yang mengandung
ejekan)…(QS. Al-Hujurat [49]:11). Dalam ayat lain, Allah Swt juga mengungkapkan
firman-Nya: "Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah
orang yang paling taqwa" (QS. [ ]: ).
Kedua ayat di atas menggambarkan kepada
kita bahwa kita semua adalah sama, tiada sekat-sekat yang membedakan bahwa
seseorang lebih mulia dibanding yang lainnya. Tiada yang bisa membuktikan bahwa
seorang tuan lebih mulia dibanding pelayannya. Tidak ada hal yang menunjukkan
bahwa seorang pemimpin lebih mulia dibanding rakyatnya. Tiada seorang pun yang
layak mengaku lebih baik daripada orang lain, karena boleh jadi ia lebih buruk
dalam pandangan Allah. Jika kita ingin melihat siapakah orang yang paling baik,
tengoklah orang-orang yang kesehariannya berusaha untuk memenuhi kehidupannya
dengan ketaqwaan kepada Allah Yang Mahaperkasa. Bukankah orang-orang yang taqwa
adalah orang-orang yang selalu melayani apapun yang diperintahkan oleh Tuannya
(Allah)? Bukankah ia juga orang yang senantiasa menghindar dari apapun yang
dilarang oleh Allah?. Pemimpin yang memenangkan pertarungan kehidupan yang
hakiki adalah pemimpin yang mampu menjadi pelayan rakyatnya untuk mendekat
kepada Allah, sehingga rakyatnya mampu menjadi komunitas manusia penuh
kemuliaan.
Saudaraku,
Jika ternyata seorang pelayan bisa lebih mulia dibanding kita dalam
pandangan Allah, kenapa kita tidak menjadi bagian dari para pelayan Allah
tersebut. Bukankah jaminan bagi para pelayan seperti ini adalah kesenangan
hidup yang hakiki dan tiada bertepi? Dan bukankah kehidupan seperti ini yang
kita cita-citakan selama ini? Wallahu a'lam.
(Sumber : Jurnal MQ Vol.2/No.1/Mei 2002)
Tag :
Artikel,
Menghargai Perbedaan
By : Unknown
Menghargai
Perbedaan
Pada suatu waktu, ada seorang mahaguru yang ingin mengambil
break dari kehidupannya sehari-hari sebagai akademisi. Akhirnya dia memutuskan
untuk pergi ke sebuah pantai dan meminta seorang nelayan untuk membawanya pergi
melaut sampai ke horizon. Seperempat perjalanan, mahaguru tersebut bertanya, "Wahai nelayan, apakah Anda mengenal ilmu geografi?" Sang nelayan menjawab, "ilmu geografi yang saya ketahui adalah kalau di laut sudah mulai sering ombak pasang, maka musim hujan segera akan tiba." "Nelayan bodoh!" kata mahaguru tersebut. "Tahukah kamu bahwa dengan tidak menguasai ilmu geografi kamu sudah kehilangan seperempat kehidupanmu."
Seperempat perjalanan berikutnya, mahaguru tersebut bertanya pada nelayan apakah dia mempelajari ilmu biologi dan sains? Sang nelayan menjawab bahwa ilmu biologi yang dia kenal hanyalah mengetahui jenis ikan apa saja yang dapat dimakan. "Nelayan bodoh, dengan tidak menguasai sains kamu sudah kehilangan seperempat kehidupanmu." Kemudian mahaguru tersebut bercerita tentang Tuhan yang menciptakan umat manusia dengan struktur tubuh, kapasitas otak yang sama, dan lain-lain.
Selanjutnya mahaguru tersebut bertanya apakah nelayan tersebut mempelajari matematika? Sang nelayan menjawab bahwa matematika yang dia ketahui hanyalah bagaimana cara menimbang hasil tangkapannya, menghitung biaya yang sudah dikeluarkannya, dan menjual hasil tangkapannya agar dapat menghasilkan keuntungan secukupnya. Lagi-lagi mahaguru tersebut mengatakan betapa bodohnya sang nelayan dan dia sudah kehilangan lagi seperempat kehidupannya.
Kemudian, di perjalanan setelah jauh dari pantai dan mendekati horizon, mahaguru tersebut bertanya, "apa artinya awan hitam yang menggantung di langit?" "Topan badai akan segera datang, dan akan membuat lautan menjadi sangat berbahaya." Jawab sang nelayan. "Apakah bapak bisa berenang?" Tanya sang nelayan.
Ternyata sang mahaguru tersebut tidak bisa berenang. Sang nelayan kemudian berkata, "Saya boleh saja kehilangan tiga-perempat kehidupan saya dengan tidak mempelajari tiga subyek yang tadi diutarakan oleh mahaguru, tetapi mahaguru akan kehilangan seluruh kehidupan yang dimiliki."
Kemudian nelayan tersebut meloncat dari perahu dan berenang ke pantai sedangkan mahaguru tersebut tenggelam.
Demikian juga dalam kehidupan kita, baik dalam pekerjaan ataupun pergaulan sehari-hari. Kadang-kadang kita meremehkan teman, anak buah ataupun sesama rekan kerja. Kalimat "tahu apa kamu" atau "si anu tidak tahu apa-apa" mungkin secara tidak sadar sering kita ungkapkan ketika sedang membahas sebuah permasalahan. Padahal, ada kalanya orang lain lebih mengetahui dan mempunyai kemampuan spesifik yang dapat mengatasi masalah yang timbul.
Seorang operator color mixing di pabrik tekstil atau cat mungkin lebih mengetahui hal-hal yang bersifat teknis daripada atasannya. Intinya, orang yang menggeluti bidangnya sehari-hari bisa dibilang memahami secara detail apa yang dia kerjakan dibandingkan orang 'luar' yang hanya tahu 'kulitnya' saja.
Mengenai kondisi dan kompetisi yang terjadi di pasar, pengetahuan seorang marketing manager mungkin akan kalah dibandingkan dengan seorang salesperson atau orang yang bergerak langsung di lapangan.
Atau sebaliknya, kita sering menganggap remeh orang baru. Kita menganggap orang baru tersebut tidak mengetahui secara mendalam mengenai bisnis yang kita geluti. Padahal, orang baru tersebut mungkin saja membawa ide-ide baru yang dapat memberikan terobosan untuk kemajuan perusahaan.
Sayangnya, kadang kita dibutakan oleh ego, pengalaman, pangkat dan jabatan kita sehingga mungkin akan menganggap remeh orang lain yang pengalaman, posisi atau pendidikannya di bawah kita. Kita jarang bertanya pada bawahan kita. Atau pun kalau bertanya, hanya sekedar basa-basi, pendapat dan masukannya sering dianggap sebagai angin lalu.
Padahal, kita tidak bisa bergantung pada kemampuan diri kita sendiri, kita membutuhkan orang lain. Keberhasilan kita tergantung pada keberhasilan orang lain. Begitu sebuah masalah muncul ke permukaan, kita tidak bisa mengatasinya dengan hanya mengandalkan kemampuan yang kita miliki. Kita harus menggabungkan kemampuan kita dengan orang lain.
Sehingga bila perahu kita tenggelam, kita masih akan ditolong oleh orang lain yang kita hargai kemampuannya. Tidak seperti mahaguru yang akhirnya ditinggalkan di perahu yang sedang dilanda topan badai dan dibiarkan mati tenggelam karena tidak menghargai kemampuan nelayan yang membawanya.
Yang jadi pertanyaan kita sekarang, apakah kita masih suka bertingkah laku seperti sang mahaguru? Bila ya, seberapa sering?
------------
Adhi Nugroho adalah praktisi dan pengamat pemasaran dan menjadi Program Director di BOULDER, yang memberikan jasa pelatihan di bidang teamwork building, leadership dan change management dengan metode experiential learning yang dilengkapi dengan games/simulasi yang menarik, full of fun dan tanpa membahayakan para peserta sama sekali. Penulis dapat dihubungi lewat telepon di 081-821-0334 atau email di schummy@bdg.centrin.net.id
Tag :
Artikel,