Menanam tanaman dengan cara hidroponik telah menjadi alternatif dalam membudidayakan tanaman (sayur, bunga dan buah). Selain mudah diterapkan hidroponik ini juga terbukti mampu meningkatkan hasil serta menurunkan biaya tanam (terutama pupuk). Maasih jarang kita temukan ada petani mengaplikasikan teknik hidroponik ini di kebun atau lading mereka, hal ini karena kurangnay penyuluhan yang diberikan oleh petugas penyuluh pertanian ke petani atau mungkin bisa jadi penyuluh sendiri kurang memahami konsep hidroponik ini bila diterapkan kedalam tanaman dengan skala besar?
Pada dasarnya konsep hidroponik itu amat sederhana, sesuai dengan asal katanya “hydro dan ponos” yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan hidro berarti air dan ponik berarti kekuatan (daya). Jadi hidroponik itu berarti membudidayakan tanaman dengan menggunakan media air. Bukankah itu cukup sederhana?
Selama ini masyarakat hanya mengenal media tanam berupa tanah, padaha media tanam itu tidak hanya tanah; misalnya kapas, bisa digunakan untuk media tanam jamur, kayu bisa diguanakn untuk media tanam bunga anggrek. Jadi media tanam itu bukanlah menjadi permasalahan dalam budidaya tanaman, sebuah tanaman (tumbuhan) pada dasarnya bisa hidup dimana saja asalkan unsure hara dan zat makanan tersedia. Unsur maknan itu tidak harus berada dalam tanah (alami). Unsir hara itu bisa dimodifikasi dengan pemberian pupuk.
Rasanya dengan penjelasan singkat diatas maka kita bisa membuat sebuah konsep tanaman hidroponik sederhana, salah satunya sebagai berikut:
Kita akan menanam paprika secara hidroponik, maka peralatan dan perlengkapan yang kita butuhkan sebagai berikut:
1. Wadah, digunakan untuk menampung media tanam. Wadah ini bisa saja kaleng bekas, ember bekas, atau plastik polibek.
2. Media tanam, syarat media tanam dengan cara hidroponik paling utama adalah media tersebut mampu menyerap air dan menyimpanya beberapa waktu. Contohnya; serbuk kayu (gergaji), sabut kelapa dan lain-lain, selain mampu menyerap air media ini juga mampu menopang dasar pohon tanaman yang akan kit tanam secara hidroponik.
3. Bibit tanaman, bibit yang kita butuhkan dalam menanam secara hidroponik ini buka berbentuk biji, melainkan tanaman muda yang telah memiliki struktur jaringan akar yang komplet. Misalnya tanaman paprika yang telah disemai selama 2 minggu.
4. pupuk (zat makanan tumbuhan/ unsure hara), karena paprika yang kita tanam dalam median yang tidak mengandung unsure hara (seperti humus), maka kita harus menyediakan pengganti unsure hara tersebut yang terdapat dalam pupuk tanaman.
Langkah sederhana menanam paprika secara hidroponik:
Setalah wadah kita bersihkan isilah dengan sabut kelapa/ serbuk gergaji (median tanam lain), selanjutnya siram dengan air tanpa pupuk, diamkan selama 1 malam dan tanam bibit paprika yang sebelumnya telah disemaikan, setiap sore siram tanaman hingga tingkat kebasahan media 60 % (ciri-cirinya; jika kita masukkan jari kedalam media akan teras basah namun jika jari tersebut kita angkat tidak membawa tetesan air di ujung jari).
Setelah tanaman paprika berumur seminggu didalam pot siram dengan air yang dicampur dengan pupuk tanaman (pupuk dilarutkan dalam air). Pemupukan ini dilakukan 2 kali seminggu, atau bisa juga 2 hari sekali. Begitu seterusnya hingga tanaman hidroponik sederhana ini mulai berbunga.
Ketika tanaman paprika hidroponik kita tersbut telah mulai menghasilkan bunga lakukan penyemprotan pestisida ditambah dengan zat daun dan zat buah (tentang tanyakan saja ke toko pupuk pertanian yang ada di kota anda). Penyemprotan dilakukan minimal 1 kali seminggu, teknik penyemprotan; semua bagian daun dan batang terkena semprot. Begitu seterusnya hingga tanaman paprika berbuah.
Rasanya hanya demikian sajalah teknik hidroponik, bagaimana? cukup sederhana bukan, dan ini sangat mudah diaplikasikan di halaman pekarangan rumah anda. Untuk informasi bibit tanaman dalam bentuk biji anda bisa menghubungi kami via contact.
- Back to Home »
- Teknologi pertanian »
- Konsep Hidroponik Sederhana
Posted by : Unknown
Senin, 02 Desember 2013